“Kaderisasi Dalam Pembentukan Karakter”

character-building

character-building

“Jika ingin memanen dalam 3 bulan, maka tanamlah padi, jika ingin memanen dalam 10 tahun maka tanamlah pohon, tapi jika mengharapkan perubahan 100 tahun kedepan didiklah sebuah generasi”.

Dalam ungkapan di atas menujukkan sebuah fakta yang layak kita pikirkan dengan hati nurani dan keseriusan, bahwa mendidik sebuah generasi untuk transisi dan regenerasi adalah mutlak jika kita menginginkan sebuah perubahan menuju perbaikan. Kata regenerasi identik dengan pemuda, maka tak heran ketika Bung Karno mengatakan “Berikan Aku sepuluh pemuda maka Aku akan mengubah negri ini”. Ini membuktikan bahwa peran pemuda sangat dibutuhkan untuk sebuah regenerasi. Begitu juga dengan Bung Tomo yang berhasil memukul mundur penjajah di kota Pahlawan Surabaya yang tak lain lakonnya adalah para pemuda Arek-arek Suroboyo, dan banyak lagi sejarah ataupun peristiwa yang digagas oleh para pemuda.

Berbicara tentang pemuda, negeri ini sedang di uji dengan bergabungnya beberapa pemuda di gedung parlemen, akankah peran pemuda tersebut membawa perubahan pada negri ini? kita lihat saja nanti satu dua tahun mendatang, dan inilah awal regenerasi yang diterapakan secara perlahan.

pendidikan-karakter
pendidikan-karakter

Dalam mendidik sebuah generasi untuk transisi dan regenrasi perlu adanya sebuah kaderisasi. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apa itu kaderisasi? Untuk siapa kaderisasi itu? Perlukah kaderisasi itu?
Apa yang anda pikirkan ketika pertama kali mendengar kata kaderisasi?

Kaderisasi merupakan sebuah transformasi nilai-nilai dan sebuah proses pengoptimalan potensi-potensi manusia. Jadi, kaderisasi disini identik dengan pendidikan ataupun pembinaan. Pendidikan yang memang sejatinya mahasiswa jalankan di sebuah kampus. Memaknai pendidikan pun juga harus dilihat secara integral, yang mana seseorang dituntut untuk memiliki hardskill, softskill dan lifeskill agar dirinya dapat menjadi seorang pribadi yang utuh secara karakter.

Hardskill adalah hal-hal yang berkaitan dengan kompetensi akademik dan profesi. Kemampuan ini secara teori bisa didapat dibangku perkuliahan, dan secara aplikasi bisa dikembangkan di lapangan maupun diwadahi oleh lembaga kemahasiswaan (Lembaga Minat Bakat). Softskill adalah hal-hal terkait kemampuan intrapersonal seseorang yang bisa sangat berguna dalam menjalankan kehidupan sosial. Seperti kemampuan memimpin (leadership), bekerjasama (teamwork), berbicara di depan umum, manajemen diri dan waktu. Untuk softskill ini bisa didapatkan melalui pengalaman. Peran lembaga kemahasiswaan adalah membuat wadah untuk para mahasiswa agar mereka bisa mengaktualisasikan dirinya, serta yang terakhir adalah lifeskill yang berkaitan dengan idealisme seseorang yang akan menjadikan landasan bagi dirinya dalam menjalankan aktifitasnya. Pentingnya idealisme dalam diri seseorang akan berdampak pada visi yang jelas dalam kehidupannya serta akan bermanfaat pula untuk lingkungan sekitar.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi yang diberikan oleh Tuhan, dan karakter manusia sangat ditentukan oleh lingkungan. Karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh masa lalu, teman sepermainan, kawan yang beraktifitas bersama, lingkungan akademik yang juga membentuk pola pikir, serta lingkungan kampus yang juga dapat mempengaruhi dalam pembentukan karakter. Sehingga bisa dikatakan lingkunganlah yang akan membuat seseorang menemukan karakternya.

About febrian hadi

Biasa Namun Tak Sederhana

Posted on 2 Mei 2011, in Kaderisasi, Karakter and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. 32 Komentar.

  1. tanya mas 😀
    bagaimana ketika seseorang tidak menyadari akan potensi yang ada dalam dirinya?
    sedangkan kan tipe orang itu berbeda2
    ada yang PD dan gak PD sama dirinya sendiri
    jadi otomatis
    jika orang tersebut gak PD
    cenderung menutup potensi yang ada dalam dirinya mas
    itu gimana mas?

    jawab ya masssss
    😀

    • ini bedanya orang sudah mengenali dirinya sendiri dan mana yang tidak
      bagaimana mau Percaya diri kalau belum kenal dirinya sendiri? 🙂

      Hal yang mendasar itu harus kenal dulu siapa diri ini.
      Saya ada beberap tips cara untuk mengenali potensi diri ini:
      -kenali diri ini (buat pertanyaan tt kekurangan dan kelebihan, jawab dengan sejujur-jurnya)
      -Menentukan Tujuan Hidup (baik jangka pendek maupun jangka panjang)
      -Kenali motivasi hidup (motivasi orang berbeda2 untuk menggapai mimpinya)
      -Hilangkan negative thinking, dan
      -Jangan mengadili diri senidir

      *monggo silakan dicoba 🙂

  2. wahhh bingung mas mau comment apoo..hehhee
    tapi emang pengkaderan perlu banget asalkan caranya tepat, *curhat ae wesss* dulu awalnya aku gak nyaman dg pengkaderan yg diberikan, baru datang di lingkungan baru tapi langsung dimarahi tapi sekarang aku baru tahu manfaatnya,,, benar-benar dahsyat, jadi tahan banting, lebih bisa berfikir dewasa, de eL eL
    ya semoga dengan pengkaderan ini bisa membentuk karakter pemuda seperti yang dibutuhkan oleh bangsa ini, yg bisa membangun indonesia lebih baek lagi..

    HIDUP PEMUDA!!!! *sambil teriak kenceng*

    • Syukurlah kalau sudah bisa mengambil manfaatnya dari kaderisasi.
      Melihat sesuatu itu tidak dari satu sudut pandang, tapi lihatlah dari berbagai sudut pandang yang berbeda.

      SEMANGAT 🙂

  3. heh conk iku lho enek sing takok gung mok jawab huh…
    apikan blog ku isi e korea ngelu aku nek moco ngene2 iki hihihihihihi gag nyambung blassss bwahahahahaha

  4. Dan untuk mencetak generasi yang baik dimulai dari pendidikan yang didapat dari ibu.

  5. super sekali mas febry 🙂
    bagi saya, potensi masih sekedar hipotesis yang perlu dilakukan pembuktian. lantaran orang lain menilai diri kita dari hal-hal yang telah kita perbuat, bukan sekedar potensi.

    lingkungan memang membentuk karakter, namun tak lepas juga dari pembentukan karakter pertama kali, yakni dari keluarga.

    salam blogger ITS :mrgreen:

    • waw Hipotesis..
      Statistik banget tuh 🙂

      benar sekali, lingkungan merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter, terutama keluarga.
      Karena keluarga adalah lingkungan pertama kita.

      Salam.
      *Vivat aja dah 😀

  6. ingat kaderisasi, ingat ITS hahaha…

    tapi emang benar adanya. KAderisasi itu mutlak! Lha wong yang dikader aja masih ‘mlengse’ apalagi yang ga dikader.

    Bentuk kaderisasi pun bisa macam-macam. Diriku sendiri hanya bisa memberikan sumbangsih dalam bentuk tulisan demi tulisan di blog

  7. aangbikinblog

    Saluuut, produktif banged…

  8. saat ini di kurikulum kita ada yang namanya pendidikan karakter lo, setiap pelajaran harus ada sisipan nilai2 yg baek.. Begitu..

  9. Belum ada yang baru nih? 🙂

  10. ehm ehm… juara pak feb iki…
    salute!!!
    ttp semangat berkarya..moga berkah..Aamiin…

  11. Setuju, lingkungan memang berperan besar terhadap pembentukan karakter seseorang, namun kita sendiri juga harus menyadari bentuk karakter yang kita miliki yang sumbernya dari dalam diri kita sendiri, intinya bagaimana pandai-pandainya kita dalam mengelola pribadi masing-masing, sehingga tidak ada kecenderungan kita dipengaruhi 100% oleh lingkungan, apalagi jika lingkungan kita berada adalah lingkungan pribadi-pribadi negatif.
    Informatif deh mas sharenya…
    salam 😀

  12. sistem dipengaruhi oleh lingkungan

  13. Artikel ini sangat bagus jadi tahu tentang karakter… aku kadang masih bingung membedakan karakter dengan sifat ? 🙄

  14. Abed Saragih (disave.blogspot.com)

    Memang untuk membangun sebuah karakter yang baik diperlukan sebuah sebuah kemampuan yang baik dan motivasi / dorongan dari orang lain

    http://www.disave.blogspot.com

  15. emm,,bagus banget tulisannya mas 🙂
    bermanfaat buat yang masih staff baru ginii,kudu cari tau banyak 😀
    lanjutkan!

Tinggalkan Balasan ke febrian hadi Batalkan balasan